![]() |
Visualisasi Kronologis Pembentukan Pulau Sumatra |
Indonesia terletak pada
pertemuan tiga lempeng aktif dunia, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng
Eurasia, dan lempeng Pasifik yang mana kepulauan di nusantara tersebut akan
terus bergerak rata-rata 3-6 cm per tahunnya, yang saling berrtumbukan/berinteraksi.
Pulau sumatera sendiri
berada pada zona wilayah tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan lempeng
Eurasia sehingga secara geologis merupakan wilayah tidak stabil dan rawan
gempa.
Proses pengangkatan
pertama dimulai pada Paleogen bawah, pada zaman tersebut terjadi aktivitas
persesaran (fault) dan pembentukan rift atau struktur depresi yang memanjang/paralel
dengan struktur regional. Pada zaman Oligo-miosen lapisan ini mengalami
penurunan dan sebagian dari bukit barisan sampai di bawah permukaan air laut.
Sedimen yang terendapkan terdapat di bagian barat dan timur dari graben tengah
yang sifatnya lokal. Pada zaman Oligo-Miosen tersebut di Sumatra Selatan
terjadi aktifitas volkanisme yang menghasilkan larva andesit.
Pada zaman Miosen tengah
terjadi pengangkatan yang besar sehingga membentuk Geantiklin Sumatra. Pada
saat itu terjadi blok patahan-patahan yang diikuti aktivitas vulkanisme.
Intrusi granodiorit terjadi juga pada zaman miosen tengah. Pada zaman ini tidak
terjadi penurunan yang berarti dan terjadi proses pandataran yang cukup lama
akibat erosi.
Periode Oregenik yang
terakhir terjadi pada zaman Plio-Pleistosen yang mengakibatkan pembentukan
patahan blok dan peremajaan dari rift. Salah satu zone patahan yang terjadi
pada zaman Plio-Pleistosen adalah zone patahan Semangko. Pada zaman Kuarter
terjadi kegiatan gunung api dan kegiatan gunung api pada zaman Kuarter tersebut
sebagian besar berasosiasi dengan sesar, misalnya bila suatu tempat terjadi
sesar akan diikuti bentambahnya gunung api yang baru. Ada juga kegiatan gunung
api yang mengakibatkan depresi yang seolah-olah merupakan hasil dari
persesaran.
A. Sumatra
Sebelah Barat
Sumatra
sebelah barat tersusun atas endapan batuan tersier yang sangat tebal dan
bersifat resistensi terhadap erosi kecil. Singkapan-singkapan batuan yang
berumur pretersier di jalur non-vulkanik sangat jarang ditemukan, sedangkan
batuan basalt ditemukan secara lokal. Proses pengangkatan yang menghasilkan
jalur pegunungan non vulkanik terjadi pada zaman Kuarter.
B. Sumatra
Sebelah Timur
Pulau
Sumatra sebelah timur merupakan bagian dari Dangkalan Sunda terutama yang
tersusun atas batuan sedimen Mesosoikum dan Poleisoikum dan pada bagian atasnya
terjadi intrusi granit. Seluruh daerah ini telah mengalami pendataran dan
kenampakan-kenampakan struktural masih dapat diamati.
C. Sumatra
Selatan
Ciri-ciri
pegunungan yang tersebar di Sumatra Selatan sebagian besar pegunungan blok dan
ditumbuhi oleh gunung api. Ciri dari pegunungan blok lain adalah di bagian
tenggara merupakan dataran rendah dan permukaannya agak datar karena
base-lavelling yang cukup lama. Sebelah barat merupakan graben tengah yang
miring ke arah barat dan bagian timur graben tengah miring ke arah timur.
Gunung api yang muncul di pegunungan blok berasosiasi dengan terjadinya proses
sesar. Material vulkanik menutup sebagian besar dari bukit barisan terutama
sebelah timur graben tengah. Blok bagian timur graben tengah tertutup oleh
endapan tuff tua yang cukup luas di sebelah utara Lampung yang dicirikan oleh
adanya proses lipatan. Di Sumatra Selatan terdapat lava basalt dan terjadi sesar
serta lava riolitik keluar dari blok Selampung.
D. Sumatra
Tengah
Ciri-ciri:
- Mirip Sumatra Selatan.
- Merupakan lanjutan dari blok
Bengkulu.
-
Sungainya mempunyai perubahan secara mendadak terutama yang mengalir ke barat,
yang disebabkan oleh adanya patahan, resistensi batuan, bentuk lembah V, daerah
patahan aliran sungai mengecil sehingga sedimennya kuat, adanya beach ridge
membuat aliarannya terhambat.
-
Graben tengah berkembang baik mulai dari Danau Kerinci sampai Solok di
Singkarak.
-
Dataran tinggi padang sampai Angkolo.
-
Gunung api strato.
-
Pegunungan sebelah timur graben tengah ada pegunungan lipatan, batuan
Pre-Tertier, akibatnya pola aliaran sungainya trellis.
-
Endapan swamp luas di Sumatra Utara dengan endapan gambut
E. Sumatra
Utara
Schurmann (1930) menggambarkan bagian
Paleogene ke dalam pegunungan Batak Lands, membentuk rangkaian pegunungan
Pre-Tersier sampai timur laut.
1. Pilo-Pliocene
Sesudah pengangkatan Intra Miosen
pada zone barian umumnya tidak terbentuk endapan marine. Selama akhir Neogen,
rangkaian pegunungan barisan rangkaian pegunungan barisan membentuk rangkaian
gunung api antara basin indiogosinklinal Sumatra Timur dan Sumatra India.
2. Pilo
–pleistosene Diastropisme
Pada akhir Neogen rangakain
pegunungan barisan mengalami gerakan disertai dwengan blok faulting dan erupsi
poxymal magma asam (gantik). Pada waktu yang sama lembah Sumatra Timur diisi
dengan akumulasi sedimen yang sangat besar, kemudian ditekan, dan dilipat.
3. Barisan
Zone Semangko
Satu dari banyak kenampakan yang
menarik dari Bukit Barisan adalah rift zone longitudinal yang memanjang dari
teluk Semongko Selatan sampai lembah Aceh Selatan. Zone graben pada puncak
geantiklinal barisan dihasilkan dari tekanan, berhubungan dengan lengkungan
atas.
Di bagian barat Sumatra
terdapat deretan Pegunungan Bukit Barisan yang membentang dari utara hingga
selatan. Deretan pegunungan tersebut memilki 93 puncak gunung yang melampaui
ketinggian 2.000 m. Puncak tertinggi di wilayah ini adalah Gunung Kerinci yaitu
3.805 m. Proses pembentukan pegunungan ini berlangsung menurut skala tahun
geologi yaitu berkisar antara 45 – 450 juta tahun yang lalu. Teori pergerakan
lempeng tektonik menjelaskan bagaimana pegunungan ini terbentuk.
Lempeng tektonik
merupakan bagian dari litosfer padat yang terapung di atas mantel yang bergerak
satu sama lainnya. Terdapat tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik
relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila: 1] Kedua lempeng saling
menjauhi (spreading) ; 2] Saling mendekati (collision) ; 3] Saling geser
(transform).
Tumbukan lempeng tektonik
antara indian-australian plate dengan eurasian plate terus bergerak secara
lambat laun. Saat kedua lempeng bertumbukan/saling mendekati, bagian dari
indian-australian plate berupa kerak samudera yang memiliki densitas yang lebih
besar tersubduksi tenggelam jauh ke dalam mantel dibandingkan dengan kerak
benua pada eurasian plate di posisi pulau sumatera. Zona gesekan akibat gaya
tekan dari tumbukan tersebut menjadi begitu panas sehingga akan mencairkan
batuan disekitarnya (peleburan parsial). Kemudian batuan cair tersebut (magma) naik
lewat/menerobos/mendesak kerak dan berusaha keluar pada permukaan dari lempeng
di atasnya. Alhasil terbentuklah busur pegunungan bukit barisan di bagian tepi
eurasian plate, di pulau Sumatera, Indonesia.
Di sebelah utara deretan
Bukit Barisan terdapat danau kawah, yaitu Danau Toba dengan Pulau Samosir
ditengahnya yang merupakan danau terbesar di Asia Tenggara. Danau ini terbentuk
dari letusan gunung api yang dahsyat pada 77 ribu tahun lalu. Seluruh puncak
gunung tersebut hancur dan menyemburkan 3000 kilometer kubik material dari
perut bumi. Sejumlah peneliti percaya bahwa letusan tersebut memicu munculnya
zaman es yang menurunkan suhu bumi hingga 5°C setahun. Letusan Gunung Toba merupakan
letusan paling dahsyat yang pernah terjadi di planet bumi. Oleh karena itu,
para ahli vulkanologi menempatkan letusan Gunung Toba pada indeks 8.
Pengelompokan ini berdasarkan skala letusan gunung api yang disebut Volcanic Explosivity Index (VEI). Indeks
ini diurutkan dalam delapan skala letusan.
Semakin besar angka indeks, letusan gunung semakin hebat.
No comments:
Post a Comment