PERANG PADRI
Perang
Padri terjadi di Sumatera barat dan sekitarnya tepatnya di kawasan
Kerajaan Pagaruyung dari tahun 1803 hingga 1838. Perang ini terjadi akibat
adanya pertentangan dalam masalah agama sebelum berubah menjadi
peperangan melawan penjajahan.
Pada abad ke-9 tiga orang ulama
Minangkabau kembali dari tanah suci, yaitu Haji Miskin, Haji Piabang, dan Haji
Sumanik. Mereka mempelajari dan mengembangkan aliran Wahabi, yaitu gerakan yang
menghendaki agama islam dilaksanakan secara murni sesuai dengan Al Quran dan
alhadist. Gerakan mereka disebut gerakan Padri (artinya tokoh tokoh agama/
ulama). Tujuan gerakan ini adalah memperbaiki masyarakat Minangkabau dan
mengembalikan mereka pada jalan yang sesuai dengan ajaran ajaran
islam yang benar.
Haji miskin : Assalamualaikum, saudara
dalam menegakkan aliran agama islam apa yang seharusnya kita laksanakan untuk
daerah ini?
Haji Piabang : Waalikumsalam wr wb ,
Daerah minangkabau ini memiliki kondisi masyarakat yang bertentangan dengan
aliran agama islam. Bagaimana kalau kita berususaha menerapkan alhadist dan
ajaran islam berdasarkan kitab suci alquran pada daerah ini saudara.
Haji Sumanik : Apakah itu tidak melawan
arus di daerah ini?
Haji Piabang : tidak masalah
saudara
Haji Sumanik : tidak masalah bagaimana? kelak
itu akan menimbulkan masalah bagi masyarakat di daerah ini.
Haji miskin : sesuai alirah wahabi kita
jikalau dalam menegakkan islam jangan setengah setengah kita harus sungguh2
dalam menegakkan ajaran Allah di tanah Minang ini.
Gerakan Padri disambut baik oleh para
ulama dan sebaliknya gerakan tersebut ditentang keras oleh kaum adat yang
menolak dihapusnya adat kebiasaan yang telah berakar meskipun melanggaar agama.
Maka terjadi ketegangan antara kaum padri dengan kaum adat setempat.
Tokoh adat 1:E.. AKU MENDENGAR BERITA
BAHWASANYA para ulama di daerah kita akan menegakkan ajarannya dalam masyarkat
Minang.
Tokoh adat 2: lantas apa yang kau
cemaskan?
Tokoh adat 3: oh.. aku menduga yang kau cemaskan tentang
ajaran mereka bertolak belakang dengan warisan leluhur kita
Tokoh adat 1: ya secara garis besar
seperti itulah yang aku takutkan. Untuk mencegah hal tersebut langkah apa yang
akan kita terapkan untuk menangani masalah ini!!!
Tokoh adat 2:apakah kita perlu
berperang?
Tiba tiba seorang masyarakat tokoh adat
memberika kabar mengejutkan pada perundingan itu.
Tokoh adat 4: saya punya kabar bagus
untuk mengatasi permasalahan yang edang kalian hadapi. HAHAAHA ``TERTAWA
SOMBONG``
TOKOH ADAT 1: APAKAH KABAR ITU TUAN?
Tokoh adat 4: kabar itu ialah kedatangan
para bangsa belanda yang busa kita manfaatkan untuk kmembantu perlawanan
terhadap ulama ulama tersebut.
Adanya perselisihan antara kaum adat dan
kaum padri sebagai akibat dari usaha yang dilakukan kaum padri untuk memurnikan
ajaran Islam dengan menghapus adat kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran
islam.
Campur tangan belanda dengan membantu kaum
adat .Pertempuran pertama terjadi dikota lawas kemudian meluas ke daerah daerah
lain. Sehingga muncul pemimpin pemimpin yang mendukung gerakan kaum padri seperti Datuk Bandaro, Datuk Malim Basa
(Imam Bonjol), Tuanku pasaman, Tuanku Nan Rencek, Tuanku Nan. cerdik, dan
Tuanku Nan Gapuk.
Pada suatu hari dimana sang mentari
terang benderang, Namun tak lama kemudian nampak asap hitam datang, yang
merusak pemandangan dan membuat banyak orang risau. Tak lain mereka adalah
Penjajah Belanda. Kedatangannya pun membuat keadaan tak lagi menyenangkan. (Orang miskin masuk)
Sunik (Dea) : Bu Darmi saya dengar,
Belanda datang ke sini ya? (sambil nyapu latar)
Darmi (Tarieza) : Iya bu Sunik,
benar, hidup saya tidak aman, bagaimana nasib kita selanjutnya?
Lalu Orang Belanda yang kejam itu
datang bersama teman dan istrinya.
James (Yusrian) : Hahaha… tunduklah
kalian pada I am
(Orang
Miskin Diam)
James (Yusrian) : Tunduk dan beri
hormat, kalau tidak your house dan seisinya menjadi miliki kami.
(Orang
miskin menunduk dan beri hormat)
James (Yusrian) : Please, ambilkan
mereka sembako.
Kelly (Lingling) : Ok baby (pergi mengambil sembako)
James (Yusrian) : Siapa di sini yang
paling kalian hormati?
Sunik (Dea) : Tu..tu..Tuanku Imam
Bonjol.
James (Yusrian) : Hei.. (bentak) siapa dia?,seharusnya akulah
yang paling segani di sini.
Istri Belanda yang bernama Kelly
datang membawa sembako.
Kelly (Lingling) : (melemparkan) ini untuk kalian. James
aku dengar, ada 2 perbedaan besar yang bisa dimanfaatkan in here.
Darmi (Tarieza) : Kami pergi dulu
Tuan.. (pergi bersama darmi (dea) )
Tahap 1 (1821-1825)
1.
Peperangan
terjadi antara kaum adat dan kaum padri karena masalah agama.
2.
Berkobar
sebelum perang diponegora.
3.
Dari
kota lawas pertempuran meluas ke Alahan panjang dan Tanah datar.
Tahun 1822 terjadi pertempuran di Baso
dipimpin oleh Tuanku Nan Rencek. Di Bonio kaum padri berhasil menyerang pos
belanda yang di pimpin oleh Letnan Maartius dan kapten Brusse.
Tuanku Nan Rencek: kawan kawanku! Mari
kita berjuang untuk menegakkan agama Allah.
Pasukan tuan Rencek : Allahuakbar!!!
Panglima perang: darah yang tumpah demi
tanah minang ini akan dihitung sebagai jihad untuk menegakkan agama Allah.
Pasukan Tuan Rencek: allahuakbar
Letnan Maartius : para
pasukanku,pertahankan benteng ini demi kejayaan bangsa belanda
kapten Brusse : roger that sir!!!!!!!!!!!!
Tahun 1825 posisi belanda semakin sulit
apalagi dijawa sedang berlangsung perang Diponegoro, sehingga belanda mengajak
kaum padri untuk melaksanakan perundingan. Maka diadakanlah kontrak Perdamaian
pada tanggal 19 Oktober 1825 di Padang. Untuk sementara perang terhenti belanda
memusatkan pasukannya di jawa untuk menghadapi perang diponegoro yang telah
berkobar.
Sejarah Perang Padri (Tahap II)
Merupakan perang antara masyarakat
Minangkabau melawan belanda untuk mempertahankan wilayah mereka dari belanda.
Perang ini berkobar setelah perang
Diponegoro.
Tahun 1832 tuanku nan cerdik bergabung
Dengan tuanku imam bonjol menyerang pos pos belanda di Mangapo. Belanda
menerapkan tak tik adu domba dengan cara mengirim pasukan pimpinan sentot
prawirodirjo (salah seorang pemimpin perang diponegoro yang menyerah). Ternyata sentot membantu kaum padri melawan belanda
sehingga ia ditangkap dan diasingkan di Cianjur jawa barat. Tahun
1833 pertempuran meletus di daerah Agam. Kaum padri mulai mengalami kekalahan
karena menyerahnya beberapa pemimpin perlawanan seperti Tuanku Nan Cerdik
tuanku nan cerdik: Asalamualikum tuanku imam bonjol
maksud kedatangan saya kemari ialah
untuk mengajak pasukan tuan bergabung dengan pasukan kami karena kita memiliki
tujuan yang sama dalam peperangan yang sedang kita hadapi ini salah satunya
adalah demi membela tanah m inang dan agama Allah.
tuanku imam bonjol: kalau untuk menegakkan agama suci
ini saya dan pasukan selalu bersedia untuk berjihad di jalan Allah.
Tuanku nan cerdik: lantas apakah tuanku imam bonjol
tidak menyediakan persyaratan untuk bergabungnya pasukan ini.
Tuanku imam bonjol: saya menegaskan segali lagi
bahwasanya untuk berjihad dijalan Allah kami dan pasukan selalu siap tanpa upah
sepeser pun.
Tuan ku nan cerdik: baiklah dengan bismillah kita
bersama sama berjihad atas nama Allah.
Akhir tahun1834 Belanda memusatkan
pasukannya untuk menduduki daerah sekitar bonjol dengan sasaran utamanya
menguasai bonjol. Belanda menutup jalan jalan yang menghubungkan Bonjol dengan
daerah lain. Pasukan paderi pantang menyerah mempertahankan bonjol dengan
membuat parit parit sehingga Belanda kesulitan masuk bonjol. Maka Belanda
menyerang Bonjol dengan meriam.
Tanggal 8 februari 1835 Tuanku Imam Bonjol
Bersedia mengadakan gencatan senjata belanda memaksanya menyerah. Ia bersedia
dengan syarat pasukan Belanda ditarik dari Alahan panjang. Belanda menolak
sehingga kembali terjadi pertempuran.
Tuanku Imam Bonjol: sebelum kita
menyiapkan peperangan esok hari kita harus menyiapkan segenap tenaga agar dapat
meraih kemenangan.
Tiba tiba seoang utusan belanda datang
ke tempat perkempulan pasukan bonjol.
Utusan belanda: tuanku imam bonjol
karena dampak yang diberikan akibat peperangan ini terlalu mahal banyak darah
yang dicecerkan untuk melakukan peperangan yang tidakjelas ini. Bagaimana kalau
kita menyelesaikannya dengan perundingan agar dapat menghindarkan dari
hilangnya nyawa orang orang tak bersalah.
Tuanku imam bonjol: lantas apa yang kau
tawarkan untuk perundingan itu?
Utusan belanda: kami ingin mengadakan
gencatan senjata.
Tuanku imam bonjol: saya setuju dengan
keputusan raja mu itu namun, bersedia dengan syarat pasukan Belanda ditarik dari
Alahan panjang.
Utusan belanda: maaf tuan tapi itu penawaran yang
diberikan oleh raja saya.
Tuanku imam bonjol: baiklah kalau begitu katakan pada
rajamu bahwa saya menolak tawarannya.
Belanda menolak sehingga kembali terjadi
pertempuran.
Bulan Oktober 1835 Bonjol dikepung dan
tembakan dilancarkan kearah Benteng Bonjol. Akhirnya benteng bonjol
jatuh ketangan belanda setelah selama 2 tahun dipertahankan mati-matian oleh kaum
Padri.
Tuanku imam bonjol: Teman-temanku hidup
dan mati kita ada di tangan Allah swt. Kita tak perlu takut dengan kematian.
Karena kelak surga telah menunggu kita,darah yang tertumpah dari para
teman-teman kita merupakan perjuangan & pengorbanan untuk menengakkan
keadlian di tanah minang ini. Allahuakbar 3x !!!
Tanggal 15 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol
menyerah sehingga perlawanan rakyat Minangkabau melemah dan dianggap sudah
tidak ada artinya lagi oleh pasukan Belanda.
No comments:
Post a Comment