Oleh :
1.
Felix
Nugraha Putra (14)
2.
Nining
Nur Hidayah (24)
3.
Ririn
Faizah (28)
4.
Tiara
Putri Salsabila (31)
5.
Wiku
Yoga Athoriq (37)
X MIPA 1
SMAN 1 BLITAR
Kata
Pengantar
Puji
syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata pelajaran
sejarah yang berjudul “Hasil Budaya Pra Aksara di Indonesia Berdasarkan
Tipologi” ini.
Pada
kesempatan kali ini tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Guru yang telah membimbing dan
melimpahkan ilmunya kepada kami. Tak lupa juga kami sampaikan terima kasih
kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Kami
juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kekeliruan, dan masih
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran atas penulisan makalah ini selanjutnya.
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Blitar, September 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
adalah Negara kepulauan yang memiliki kebudayaan yang beraneka ragam. Sedangkan itu sendiri adalah hal-hal yang
bersangkutan dengan budi dan akal manusia (Koentjaraningrat, 1989; 45). Keanekaragaman
itu terlihat dari beragamnya suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia
dari Sabang sampai
Merauke. Selain itu, masing-masing daerah memiliki ciri
khas kebudayaan yang membedakan budaya setempat dengan budaya daerah yang lain.
Sehubungan dengan hal itu, timbulnya suatu kebudayaan tentunya tidak terlepas
dari perkembangan sejarah manusia sejak zaman prasejarah.
Di Indonesia
kebudayaan telah berkembang sejak zaman prasejarah, hal ini terlihat dari banyaknya
peninggalan-peninggalan prasejarah ataupun peninggalan-peninggalan kebudayaan
manusia purba. Salah satu
peninggalan presejarah adalah alat dari tulang dan kapak genggam yang
dihasilkan oleh manusia purba pada masa berburu tingkat lanjut. Peninggalan
tersebut ditemukan di daerah sampung (Gua Lawah), Besuki (Gua Petpuruh, Sodong,
Marjan), dan di Bali (Gua Karang Bomo I dan II, Pecatu, dan Badung). Hal ini
mencerminkan bahwa pengetahuan manusia terus berkembang.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana kebudayaan zaman pra aksara
dimulai?
1.2.2
Bagaimana tipologi hasil budaya pra
aksara di Indonesia?
1.3 Tujuan
1.3.1
Mengetahui proses kebudayaan zaman
pra aksara dimulai
1.3.2
Mengetahui tipologi hasil budaya pra
aksara di Indonesia
1.4 Manfaat
1.4.1
Memberikan informasi langsung tentang
hasil budaya pra aksara di Indonesia
1.4.2
Dapat menjadi informasi berharga bagi
para penulis guna menciptakan tulisan yang lebih bermanfaat bagi
masyarakat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Untuk
makalah yang berjudul “Hasil Budaya Pra Aksara di Indonesia Berdasarkan
Tipologi (Lingkungan Terdekat)”, dari penelusuran yang telah dilakukan,
ditemukan dari beberapa sumber pustaka media non cetak
BAB III
PEMBAHASAN
1.3.1 Zaman
Pra Aksara
Proses
zaman pra aksara adalah sebagai berikut:
1. Zaman
Paleolitikum
Kebudayaan
paleolitikum merupakan kebudayaan batu tua yang pertama kali muncul pada zaman
praaksara. Oleh karena zamannya yang merupakan batu tua, hasil kebudayaannya
pun masih sangat sederhana sekali. Sifatnya masih kasar dan dan belum diasah
halus.
Zaman Paleolitikum ini merupakan zaman tertua di Indonesia, berbagai peralatan peninggalan zaman ini telah di temukan di pulau Jawa dan luar Jawa. Pada zaman ini di Indonesia dikenal dua kebudayaan, yaitu kebudayaan Pacitan dan Ngandong. Kebudayaan Pacitan di temukan tahun 1935 oleh Von Koenigswald di daerah Pacitan. Ciri kebudayaan pacitan yaitu alat-alat dari batu yang berfungsi sebagai kapak dan berbentuk tidak bertangkai atau kapak genggam. Alat tersebut diperkirakan milik manusia jenis Pithecantropus Erectus. Sementara kebudayaan Ngandong ditemukan di daerah Ngandong dan sidoarjo dengan alat-alat yang ditemukan berupa alat dari tulang, kapak genggam, alat penusuk dari tanduk rusa, dan flake (alat-alat yang terbuat dari batu kecil). Selain di ngandong alat-alat ini juga ditemukan di Cabbenge (Sulawesi Selatan).
Ciri-ciri
kebudayaan Paleolitikum :
A.
Alat Kasar
B.
Keadaan Alam Labil
C.
Pola Pikir Sederhana
D.
Hidup Berpindah – Pindah
E.
Bertahan Hidup Dengan Cara Berburu
2. Zaman
Mesolitikum
Kebudayaan
Mesolitikum merupakan kebudayaan lanjutan dari Paleolitikum.
Atau dikenal dengan sebutan zaman batu tengah.
Ketika manusia praaksara mulai berkembang tingkat intelegensia, mereka mulai
menghasilkan benda-benda yang sudah lebih kompleks.
Kehidupan pada masa ini masih berburu , namun mereka sudah mempunyai tempat tinggal agak tetap dan bercocok tanam sederhana. Seorang peneliti jerman bernama Van Stein Callenfels membedakan kebudayaan Mesolitikum menjadi tiga.
a. Kebudayaan Pebble di Sumatra Timur
Kjokkenmoddinger merupakan ciri utama kebudayaan ini. Peradaban ini ditemukan di Aceh Tamiang, gua Kepah Sumatra dan Kawal Darat Bintan. Pada tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels, melakukan penelitian di bukit kerang di sepanjang pantai Timur Sumatra yakni langsa dan medan dan hasilnya banyak ditemukan kapak genggam namun berbeda dengan kebudayaan Paleolitikum karena lebih halus. Kapak genggam pada zaman ini disebut Pabble (kapak genggam dari sumatra/sumatralith). Bentuk kapak ini bulat, dibuat dri batu kali dengan cara membelah batu menjadi dua bagian dan bagian belahan tersebut diasah lebih lanjut sehingga menjadi agak halus. Selain pabble pada masa ini juga ditemukan kapak pendek dengan bentuk setengah lingkaran seperti kapak genggam (chopper). Mereka juga menggunakan batu pipih dan batu landasan untuk menggiling makanan dan membuat cat merah
b. Kebudayaan tulang di Sampung
Kebudayaan tulang di Sampung, Ponorogo, Jawa Timur di temukan di Abris Sous Roche, yaitu gua-gua yang digunakan untuk tempat tinggal. Alat-alat yang ditemukan oleh van Stei Callenfels pada tahun 1928-2931 di gua Lawa, Sampung berupa ujung panah dan flakes, kapak yang sudah diasah, alat dari tulang dan tanduk rusa. Disana juga ditemukan Pabble yang merupakan inti dari kebudayaan mesolitikum.
c. Kebudayaan Flakes di Toala
Abris Sous Roche juga ditemukan di Sulawesi Selatan. Disana ditemukan flake,ujung panah yang sisinya bergerigi dan pabble.
Ciri-Ciri
Kebudayaan Mesolitikum
A.
Telah Mampu Membuat Gerabah
B.
Tempat Tinggal Tetap
C.
Dikembangkannya Alat Batu yang Digunakan Pada Masa Paleolitikum
3. Zaman
Megalitikum
Megalitikum
berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yang berarti batu. Zaman
Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, karena pada zaman ini
manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat dan
batu-batu besar. kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai zaman
Perunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupun
kepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh
nenek moyang, Kepercayaan ini muncul karena pengetahuan manusia sudah mulai
meningkat.
Ciri-Ciri
Kebudayaan Megalitikum : sudah mengenal kepercayaan utamanya yaitu animisme dan
dinamisme.
Sistem kepercayaan
·
Animisme
Yaitu kepercayaan kepada nenek moyang terhadap roh ( jiwa ) nenek moyang yaang telah meninggal dan masih berpengaruh terhadap kehidupan di dunia.
·
Dinamisme
Yaitu paham kepercayaan terhadap benda – benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib
·
Totemisme
Yaitu paham kepercayaaan yang menganggap suci / memiliki kekuatan supranatural roh binatang tertentu seperti harimau, sapi, ular, dan kucing.
4. Zaman
Neolitikum
Zaman
neolitikum (zaman batu baru) kehidupan masyarakatnya semakin maju. Manusia
tidak hanya sudah hidup secara menetap tetapi juga telah bercocok tanam. Masa
ini penting dalam sejarah perkembangan masyarakat dan peradaban karena pada
masa ini beberapa penemuan baru berupa penguasaan sumber-sumber alam bertambah
cepat. Berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan hewan mulai dipelihara dan
dijinakkan. Hutan belukar mulai dikembangkan, untuk membuat ladang-ladang.
Dalam kehidupan bercocok tanam ini, manusia sudah menguasai lingkungan alam
beserta isinya.
Ciri-Ciri Kebudayaan Neolitikum:
a. Bergotong
Royong
b. Sikap
terhadap alam kehidupan sudah mati
c. Meningkatkan
kemampuannya dalam membuat alat kehidupan.
5. Kebudayaan
Perundagian
Setelah
kedatangan kebudayaan Bacson Hoabinh masyarakat praaksara di Indonesia
kedatangan kebudayaan baru yaitu Dongson. Kebudayaan ini memperkenalkan
penggunaan logam sebagai bahan dasar pembuatan alat-alat pendukung kehidupan.
Pengetahuan
tentang pengolahan logam dengan teknik setangkap (bivalve) dan acire perdue
(membuat cetakannya terlebih dahulu dari lilin).
1.3.2 Tipologi Hasil Kebudayaan Pra Aksara di
Indonesia
1. Hasil
Kebudayaan Paleolitikum
·
Kapak Genggam : Kapak sangat efektif
digunakan dalam kegiatan berburu dan mengumpulkan makanan (mengorek
umbi-umbian, memotong dan menguliti daging). Ditemukan di daerah Pacitandan
pantai selatan.
·
Alat-Alat Tulang : Tujuannya sebagai ujung
tombak yang berbentuk gerigi untuk menombak ikan
·
Alat Serpih Bilah (Flakes) : batu pecahan
sisa pembuatan kapak genggam yang dibentuk menjadi tajam. Digunakan sebagai
pisau (memotong daging dan mengupas umbi-umbian), gurdi (membuat lubang pada
kulit), dan tombak (menusuk binatang buruan)
2. Zaman
Mesolitikum
·
Kapak Persegi dan Kapak Lonjong :
Ditemukan di daerah Maluku, Papua, Sulawesi Utara, dan Flores
·
Beliung dan Bejana : diguanakan sebagai
kapak untuk memotong kayu dan cangkul untuk mengolah tanah. Ditemukan di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa
Tenggara.
3. Zaman
Megalitikum
·
Menhir : Tugu batu yang dibuat sebagai
sarana penambahan arwah nenek moyang. Dapat ditemukan di daerah Pasemah,
Sumatera Selatan
·
Dolmen : Meja batu yang menjadi tempat
sesaji dan pemujaan kepada nenek moyang. Ditemukan di Cipari, Kuningan,
Bondowoso, dan Jember.
·
Punden Berundak : Bangunan pemujaan yang
tersusun bertingkat-tingkat dan fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh
nenek moyang. Dapat ditemukan di Lebak Sibedug (Banten Selatan)
\
·
Sarkofagus : bentuknya seperti palung
lesung, tetapi mempunyai tutup. Ditemukan di Samosir, Sumatera Utara.
·
Kubur batu : ditemukan rangka manusia yang
sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi, serta manik-manik. Ditemukan di
daerah Cipari, Kuningan, Cirebon, Wonosari, dan Cepu.
·
Arca-arca : berbentuk manusia atau hewan.
Ditemukan di daerah Pasemah (Sumatra Selatan).
4. Zaman
Neolitikum
5. Kebudayaan
Perundagian
·
Mata tombak
·
Pisau
·
Pedana
·
Perhiasan dan manik-manik : bentuknya
berupa gelang tangan, gelang kaki, anting-anting, kalung, bandul, dan cincin.
Ditemukan di daerah Bogor, Bali, dan Malang.
·
Moko : nekara tipe pejeng dengan bentuk
dasarnya lonjong seperti genderang berbagai ukuran. Berfungsi sebagai
perlengkapan upacara dan tari-tarian adat, serta sebagai alat tukar dan simbol
status social. Banyak ditemukan di Pulau Alor.
·
Lalu ada peninggalan di Bali hingga di
Nusa Tenggara ditemukan benda-benda: nekara,perunggu,moko,candrasa (kapak
corong) dam arca patung yg terbuat dari logam.
No comments:
Post a Comment