TEKNIK
REPORTASE
Mustakim
Pengertian
Reportase adalah kegiatan
meliput, mengumpulkan data dan fakta tentang berbagai unsur berita, dari
berbagai sumber/narasumber dan kemudian menuliskannya dalam bentuk berita.
Reportase merupakan kegiatan
jurnalistik dalam meliput langsung peristiwa atau kejadian di lapangan.
Jurnalis mendatangi langsung tempat kejadian dan mengumpulkan fakta dan data
seputar peristiwa tersebut guna kepentingan menulis berita.
Objek pengumpulan data tersebut
dapat berupa manusia, makhluk hidup selain manusia, buku, tempat bersejarah dan
sebagainya. Suatu reportase disebut sebagai wawancara jika objek reportasenya
adalah manusia.
Apakah wawancara sama dengan
reportase? Jawabannya adalah tidak. Reportase memiliki ruang lingkup yang jauh
lebih luas daripada wawancara. Sementara wawancara merupakan salah satu jenis
teknik reportase. Wawancara adalah tanya-jawab dengan seseorang untuk
mendapatkan keterangan atau pendapat tentang suatu hal atau masalah. Wawancara
sering dihubungkan dengan pekerjaan jurnalistik untuk keperluan penulisan
berita yang disiarkan dalam media massa.
Jenis
Reportase
1. Reportase
dasar.
Ø Berita
yang dihasilkan dari reportase dasar ini adalah straight news atau berita lugas. ciri berita jenis ini adalah
singkat/pendek (2-6 alinea), padat, langsung kepada inti masalahnya asal
memenuhi unsur 5W+1H.
2. Reportase
madya.
Ø Reportase
media menghasilkan berita-kisah (feature).
3. Reportase
lanjutan/mendalam.
Ø Reportase
lanjutan menghasilkan berita analisis (news analysis). Contohnya indepth reporting/investigative reporting.
Reportase
meliputi:
1. Observasi
Ø Observasi
adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan
secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi.
2. Riset
data
Ø Melakukan
riset data yang relevan terkait isu yang akan direportase. Sumber riset bisa
berasal dari hasil penelitian, pemberitaan media massa, hasil observasi,
litbang, buku dan data-data lain.
3. Wawancara
Ø Wawancara
adalah proses pencarian data berupa pendapat/pandangan/pengamatan seseorang
yang akan digunakan sebagai salah satu bahan penulisan karya jurnalistik. Dari
wawancara, sebuah berita didapat dan dilaporkan kepada masyarakat. Untuk itu,
wawancara akan mempengaruhi kualitas sebuah berita. Wawancara dibutuhkan guna
mendapatkan keterangan, fakta, data-data, penegasan serta beragam jenis
informasi lain. Kegunaan wawancara bisa untuk memastikan sebuah kebenaran,
mengklarifikasi, me-recheck, atau
meluruskan kembali berbagai informasi yang didapat.
Apa
yang harus disiapkan sebelum ke lapangan?
-
Membuat TOR (Term Of Reference).
-
Memilih narasumber
yang tepat
dan relevan.
-
Menentukan
narasumber berdasarkan prioritas.
-
Memahami
tema liputan.
-
Menguasai
persoalan yang akan ditanyakan.
-
Memahami istilah teknis
terkait isu yang akan ditanyakan.
-
Mencari data terkait
isu yang akan ditanyakan.
-
Menentukan lokasi
liputan.
-
Membawa peralatan
yang dibutuhkan seperti notes, alat tulis,
kamera,
alat rekam.
Saat berada di lapangan:
-
Memperkenalkan
diri dengan menunjukkan identitas.
-
Sopan
terhadap narasumber.
-
Mengendalikan
pembicaraan agar tidak keluar dari frame yang
diinginkan.
-
Tanyakan
lagi jika ada persoalan yang belum dimengerti.
-
Tanyakan nomor kontak (nomor handphone, pin bb) dan email narasumber dan menanyakan apakah narasumber bisa
dihubungi lagi jika ternyata
ada persoalan yang perlu untuk ditanyakan lagi.
-
Buka mata
dan telinga lebar-lebar.
-
Merekam dan menulis semua fakta
di lapangan.
-
Menyerap semua
informasi.
- Sejak berada di lapangan, usahakan untuk menemukan angle berita yang akan ditulis. Angle atau sudut pandang ibarat
menentukan sasaran tembak. Dengan demikian
saat di lapangan
akan fokus dalam memilih fakta dan narasumber atau saksi
mata yang akan diwawancara.
-
Mewawancara satu tokoh
yang dianggap kuat dengan tuntas. Sisanya untuk menguatkan.
-
Jika sulit menembus
narasumber utama bisa meminjam ‘mata kedua’ (orang yang diminta menceritakan
sesuatu yang hendak kita reportase).
- Menciptakan suasana
wawancara senyaman mungkin agar narasumber merasa
nyaman dan wawancara dapat berlangsung intensif.
- Mengarahkan narasumber untuk mengungkapkan
data-data yang anda inginkan atau yang relevan dengan isu atau persoalan yang diliput. Jika pernyataannya berpotensi
menimbulkan konflik hukum, rekam sehingga kita mendapatkan bukti yang kuat.
- Jika kita sedang membuat reportase mendalam atau investigasi, maka ada keharusan menggali data lebih
dalam hingga mendapatkan data sebanyak mungkin.
Bagaimana
menggali data melalui 5w + 1h
Unsur 5W + 1H :
-
What (apa) : peristiwa apa yang terjadi ?
-
Who (siapa) : siapa yang terlibat ?
-
When (Kapan) : kapan persitiwa itu terjadi ?
-
Where (di mana) : di mana peristiwa itu terjadi ?
-
Why (mengapa) : mengapa peristiwa itu terjadi ?
-
How (bagaimana) : bagaimana peristiwa itu terjadi ?
Berita sebagai sebuah produk jurnalistik
membutuhkan dukungan data yang banyak agar dapat tampil sebagai suatu berita
yang lengkap. Semakin lengkap data, semakin bagus kualitas beritanya karena
dapat memberikan informasi yang komprehensif. Data ini
didapatkan jurnalis melalui proses reportase di lapangan
Data dapat dibagi menjadi dua, yaitu
data primer dan sekunder.
- Data primer adalah data yang didapatkan jurnalis melalui
pengamatan langsung di lapangan. Kedua, data yang anda dapatkan dari narasumber
yang menjadi saksi mata atas fakta atau kejadian yang diliput. Untuk mendapatkan ini maka
jurnalis harus melakukan wawancara. Ketiga, berkas atau dokumen yang berkaitan
langsung dengan suatu kejadian, misalnya bukti transaksi korupsi, rekaman suara atau gambar
dll.
- Data sekunder adalah data-data yang didapatkan dari sumber
tidak langsung, misalnya dari buku, artikel, dll.
Sebelum menggali data primer dan sekunder, jurnalis harus membuat semacam ‘penelitian
awal’ guna mengetahui seluk-beluk isu yang
diliput. Baca dokumen atau bertanya kepada orang yang mengetahui persoalan tersebut. Pengetahuan awal ini akan menuntun ke mana jurnalis harus meliput dan
kepada siapa harus bertanya (wawancara) lebih jauh. Baca kode etik jurnalistik dan UU Pers untuk mengetahui apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan saat melakukan proses penggalian data atau reportase. Sedapat mungkin harus sudah mempunyai sudut pandang sehingga hal ini akan
menuntun jurnalis untuk mencari data-data yang diperlukan.
Derajat
Narasumber
Tidak semua orang bisa dijadikan
narasumber terkait suatu peristiwa. Untuk itu kita harus memilih dan memilah
siapa saja narasumber kunci dalam sebuah peristiwa. Narasumber kunci/utama
adalah orang yang terlibat langsung dalam suatu peristiwa (aktor utama).
Sementara narasumber sekunder misalnya saksi mata atau pengamat, tergantung
peristiwa yang terjadi.
Menyusun
TOR
TOR (Term Of Reference) adalah perencanaan liputan atau yang biasa
disebut outline, atau lembar
penugasan. Keberadaannya penting bagi media, baik cetak maupun elektronik.
Sebab, dengan TOR, pemberitaan akan fokus, mendalam dan lengkap. Tidak hanya
sekedar memberitakan, dangkal atau bersifat pasif. TOR merupakan panduan umum
bagi seluruh kerja keredaksian, khususnya dalam proses reportase.
Fungsi TOR ini sangat vital guna
menentukan tema liputan, merumuskan masalah kemudian mencari jawaban atas
permasalahan melalui narasumber yang ditentukan, sekaligus menyelesaikan tugas
pemberitaan tepat waktu.
TOR yang baik
harus jelas dan rinci. Semakin baik TOR niscaya akan semakin mudah mengerjaan
liputan. Karena itu ada yang mengatakan separuh pekerjaan telah selesai kalau
TOR-nya bagus.
Sejumlah hal yang harus ada
dalam TOR di antaranya:
- Topik/tema
- Latar masalah
- Angle
- Daftar narasumber
- Daftar pertanyaan
- Rancangan foto/suara/gambar
- Rancangan grafis
- Tenggat waktu (deadline).
Penutup
Jurnalistik merupakan ilmu
terapan/keterampilan yang akan terus berkembang seiring waktu dan pengalaman di
lapangan. Reportase sebagai bagian dari praktik jurnalistik juga mendasarkan
atas dua hal tersebut. Untuk itu, tidak ada pakem baku terkait teknik dalam
reportase, karena semua tergantung pengalaman dari masing-masing jurnalis di
lapangan. Semakin banyak pengalaman di lapangan, akan membuat seorang jurnalis semakin
matang, termasuk kemampuan dalam mengembangkan teknik reportase. Untuk itu mari kita berdiskusi dan berbagi
pengalaman..
No comments:
Post a Comment